Sumber Gambar: www.ruangpsikologi.com
Langkah pertama meraih mimpiku, ‘ku awali di bangku sebuah Sekolah Dasar di desaku, SD Negeri I Turus, setelah sebelumnya aku merasakan masa pra-sekolah di TK Pertiwi Turus. Di sanalah aku mulai mengukir dan merangkai mimpiku menjadi seorang guru, pengacara dan seorang duta besar. Di sekolah ini pula, aku melewatkan 6 tahun hidupku. Meskipun aku dilahirkan dalam sebuah keluarga sederhana, itu tak menjadi halangan bagiku untuk mengukir prestasi-prestasi ‘kecilku’, hampir setiap pembagian raport, namaku selalu hadir dalam peringkat 3 besar di kelasku. Mungkin ini terlihat ‘kecil’ bagi orang lain, tapi tidak untukku, inilah penyambung dan pembangkit semangatku meraih mimpi-mimpi besarku.
Setelah 6 tahun
mengenyam pendidikan dasar, akupun melanjutkan ‘langkah kecilku’ memasuki dunia
‘putih-biru’ di SMP Negeri I Polanharjo. Meskipun sekolahku ini berada di
pinggiran, tapi aku yakin ia bisa mengantarkanku meraih mimpi. Aku pun memulai
masa putih biru tahun 2006, di kelas VII D. Hampir sama dengan sewaktu SD, aku
pun hampir selalu hadir dalam jajaran 5 besar di kelasku. Waktu terus berputar
seiring perjalananku melewati tahun kedua dan ketiga di dunia ‘putih-biru’.
Pejuangan melanjutkan
mimpi pada fase kehidupan ‘putih-abu-abu’ kumulai ketika aku mencoba mengikuti
PMDK dari sebuah sekolah (SMA) yang memiliki reputasi yang baik di daerahku.
Aku meminta izin dan restu pada orang tuaku untuk mengikuti seleksi. Namun,
ibuku sempat tidak merestui keinginanku ini, ibuku ingin jika aku masuk STM
seperti kakakku. Setelah melalui “perdebatan”, akhirnya aku memohon pada ibuku
agar aku diizinkan ikut seleksi, tapi bila aku tidak lolos maka aku akan
mengikuti keinginan ibuku untuk masuk STM. Dan setelah melalui masa penantian
hasil usahaku.. pada suatu pagi, seorang temanku datang ke rumah, dan memberi
tahu jika aku di panggil guruku, Bu Endang (Guru BK SMP-ku) dan di minta
menemui beliau pagi itu juga. Aku pun bergegas mandi dan bersiap-siap ke
sekolah, dengan di antar ibuku aku pun menemui Bu Endang. Dan tak kuduga, jika
ternyata Bu Endang memberitahukan kalau aku lolos PMDK. Aku sangat bersyukur,
kiranya Allah memang telah menunjukkan arah perjalananku selanjutnya. Dengan
bahagia aku menghampiri ibuku yang menunggu di depan gerbang sekolah
Setelah mengetahui
jika aku diterima sebagai siswa di sekolah tersebut, aku pun melakukan sejumlah
persiapan menuju “putih abu-abu”. Tahapan demi tahapan sebagai siswa baru
berhasil ku lalui dengan baik. Ya, aku resmi mengenyam pendidikan dan menjadi
bagian dari keluarga besar SMA Negeri I Karanganom, Klaten. Meskipun berada di
lingkungan pedesaan, tapi aku bangga dengan prestasi dan reputasi sekolahku ini
yang tak kalah dengan sekolah-sekolah yang ada di kawasan kota. Setelah melalui
kelas X, aku memutuskan untuk memilih jurusan IPS sebagai jurusan pembuka masa
depanku.. meski tentu saja, lagi dan lagi banyak yang kurang mendukung
pilihanku ini, termasuk orang tua dan saudara-saudaraku. Aku harus terlebih
dahulu meyakinkan orang tuaku jika aku akan lebih berprestasi jika berada di
IPS, dan bukan di IPA ataupun Bahasa. Orang tuaku pun akhirnya hanya bisa
berpesan “baiklah, masa depanmu berada di tanganmu, kami, orangtuamu hanya bisa
memberimu bekal pendidikan, bukan harta..silakan tentukan langkahmu demi masa
depanmu, InsyaAllah kami akan mendukungmu selama itu baik bagimu...” Dan akhirnya aku pun duduk di kelas XI jurusan IPS sesuai
harapanku...
Waktu terus berjalan,
hingga aku pun memperoleh prestasi cukup baik selama kelas XI dan XII IPS.
Akhirnya aku pun bisa menunjukkan bahwa aku akan lebih baik jika di jurusan
IPS. Senyum orang tuaku seusai menerima hasil belajarku semester demi semester
semakin membuatku senang dan merupakan hadiah tersendiri bagiku... setidaknya
bahagia itu sederhana.. dan inilah salah satunya..